Periodisasi Geopolitik hingga Saat ini
Geopolitik merupakan konsep yang
berkembang pada era persaiangan imperialisme di abad ke-19. Mackinder dalam
Tuathail (1996) menjelaskan bahwa geopolitik ‘... is a new way of
seeing international politics as a unified worldwide scene’. Sementara
Haushofer dalam Tuathail (1996) mendefenisikan geopolitik sebagai suatu studi
tentang ‘earth-boundedness’ pada proses institusi dan politik.
Substansi geografi seperti iklim, topografi dan sumber daya alam adalah
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keputusan politik suatu negara.
Sebagaimana Mackinder menyebutkan bahwa geopolitik dapat digunakan untuk
melihat situasi politik (Tuathail, 1996: 20).
Perkembangan geopolitik tidak terlepas
dari sejarah imperialisme yang pada saat itu berawal dari negara-negara Eropa
seperti Inggris, Jerman, Rusia, Italia hingga ke Amerika Serikat dan juga
Jepang di kawasan Asia (Tuathail, 1). Kekuatan imperialisme yang tercipta di
era tersebut menjadi peluang untuk melakukan ekspansi teritori yang kemudian
mengubah peta politik. Dalam hal ini geopolitik imperialisme adalah geopolitik
yang berkaitan dengan upaya ekspansi wilayah secara riil dengan menduduki
wilayah tersebut secara keseluruhan. Bersamaan dengan berkembangnya sejarah
geopolitik, hal tersebut dipelopori oleh ahli-ahli geografis seperti Mackinder,
Haushofer, Mahan dan Ratzel. Dalam hal ini, penulis akan mencoba membahas
perkembangan sejarah geopolitik sekaligus ahli geografis yang menyumbang
pemikirannya pada saat itu.
Pada tahun 1880an, sistem negara di Eropa
diperhadapkan pada hubungan yang didasarkan pada persaingan kekuatan, sumber
daya dan ruang untuk menjadi negara terdepan (fpri.org, 2003). Di mana,
Britania Raya muncul sebagai negara berkekuatan besar di Eropa pada saat itu.
Persaingan imperialisme yang terjadi tersebut oleh Harold Mackinder ahli
geografis asal Britania ditinjaunya dengan menggunakan pandangan geopolitik.
Sir Haford John Mackinder dalam tulisannya “The Geographical Pivot of
History” menjabarkan hipotesis ‘who rules East Europe commands
the Heartland, who rules the Heartland commands the World-Island, who rules the
World- Island commands the World (Tuathail, 1996: 12). Teori Heartland atau pivot
area dari Mackinder merupakan wilayah pusat di Eurasia
sementara world-land adalah keseluruhan wilayah dari Eropa
dan Asia. Dengan melihat kondisi strategis dari Eurasia dapat dijelaskan bahwa
Mackinder menekankan pada kekuatan Eurasia sebagai wilayah daratan.
Mackinder membagi tiga fase perkembangan
geopolitik, yaitu fase pre-columbian, columbian dan post-columbian.
Pada fase pre-columbian terjadi mobilisasi orang-orang Asia
yang menunggangi kuda dan unta melewati pegunungan Ural dan laut Kaspia,
melintasi daratan selatan Rusia dan masuk ke wilayah semenanjung Eropa
(Mackinder, 1904: 28). Mobilisasi bangsa Asia dengan kuda dan unta mengarahkan
pada navigasi sungai dan laut yang bermula dari peradaban Potamic, di mana
peradaban China meluas melalui sungai Yangtze, India melalui sungai Gangga,
Babilonia melalui sungai Eufrat dan Mesir melalui sungai Nil. Hal terpentingnya
lainnya adalah ditemukannya jalur Cape yang mengarah ke India menghubungkan
navigasi pantai barat dan timur Eurasia (Eropa dan Asia) dengan jalan memutar,
tetapi memberikan keuntungan strategis untuk melakukan mobilisasi (Mackinder,
1904: 29).
Kedua, fase Columbian yang
dikarakteristikkan dengan upaya ekspansionisme negara-negara Eropa, sementara
Christendom terkepung dalam teritori yang sempit dan terancam oleh barbarisme
eksternal (Mackinder, 1904: 27). Mobilitas di era Columbian ini
menggunakan kapal layar dan alat transportasi laut lainnya, sehingga ekspansi
kerajaan kolonial Eropa mengandalkan kekuatan laut. Dalam hal ini, ahli
strategis kelautan Thayer Mahan dan Sir Julian Corbett meninjau hubungan antara
kontrol wilayah laut dengan proyeksi kekuatan di daratan (fpri.org, 2003).
Dalam hal ini, Mahan mempelopori doktrin kekuatan armada (seapower)
sebagai suatu kekuatan penting dalam konsep geopolitik (Tuathail, 1996: 18).
Ekspansi melalui laut, menciptakan wajah baru Eropa dengan didudukinya Amerika
dan Australia oleh orang-orang Eropa. Dengan demikian, terdapat beberapa
wilayah yang hanya dapat dicapai melalui laut, seperti Amerika Serikat,
Australia, Jepang dan Afrika Selatan. Namun, bagi Mackinder (1904),
signifikansi kekuatan di darat tetap menjadi hal yang harus diperhitungkan.
Ketiga, yaitu masa post-Columbian yang
disebut juga sebagai masa di mana terjadi perubahan dari ekspansi teritori
menuju pertahanan untuk efisiensi relatif dengan ruang tertutup. Di mana
negara-negara yang memiliki kekuatan di darat yang besar yang akan mengontrol
wilayah heartland atau area pusat seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya. Pada fase ini, dengan diciptakannya mesin uap dan kanal
Suez kemudian semakin meningkatkan mobilitas dari wilayah laut menuju wilayah
darat. Di mana penggunaan transportasi kereta api yang menghubungkan
lintas-kontinen menjadi sangat signifikan di wilayah darat (Mackinder, 1904: 30).
Kereta api digunakan oleh Rusia dalam melakukan ekspansi militer ke
wilayah-wilayah seperti ke Manchuria, dan China.
Selain Mackinder, terdapat pula Karl
Haushofer (1869-1946) yang berperan dalam menjelaskan perkembangan sejarah
geopolitik secara khusus di Jerman. Jerman merupakan negara yang kalah dalam
Perang Dunia I, di mana Haushofer berpandangan hal tersebut terjadi karena
kegagalan pemimpinnya berkaitan dengan penguasaan pengetahuan geopolitik.
Pemikiran geopolitik Haushofer dipengaruhi dari ide Darwinisme sosial milik
Friedrich Ratzel yang berintikan tentang perjuangan untuk survive dalam
persaingan. Selain itu, konsep Lebensraum yang dikemukakan
oleh Haushofer juga merupakan pemikiran dari Ratzel. Di tahun 1920,
Haushofer merupakan ahli geografis yang mendukung ekspansi Jerman. Haushofer
bersama dengan putranya Hess dan juga Hitler menentang perjanjian Versailles
yang menghukum Jerman. Sehingga, Lebensraum atau living
space lahir sebagai strategi geopolitik Jerman pada saat itu. Upaya
ekspansi dilakukan secara militaris dan membentuk aliansi dengan
negara-negara heartland seperti Uni Soviet, sementara di
luar Eropa hanya Jepang yang mendukung ide geopolitik Haushofer dengan ekspansi
melalui militer (Tuathail, 1942: 20). Namun demikian, pandangan geopolitik
Haushofer yang lebih mengutamakan ruang atau space berbeda
dengan pandangan Hitler yang lebih menekankan pada ras atau populasi.
Perkembangan konsep geopolitik tidak hanya
dimonopoli di wilayah Eropa saja, tetapi juga telah diterapkan oleh Presiden AS
Roosevelt dalam doktrin Monroe yang disebut juga dengan istilah corollary,
dengan menaklukkan wilayah-wilayah seperti Filipina, Kuba, Venezuela dan Panama
yang dijadikan sebagai pangkalan militernya (Tuathail, 1942: 15). Setelah
Perang Dunia ke-II bersamaan dengan kejatuhan Nazi Jerman dan wafatnya ahli
geografis Haushofer dan Mackinder, konsep geopolitik mengalami perubahan dari
geopolitik imperialis lama memasuki babak geopolitik perang dingin (Mackinder,
1904: 6).
Berdasarkan uraian di atas, dapat
disimpulkan bahwa konsep geopolitik mengaitkan antara wilayah geografi dengan
keputusan politik. Sehingga geopolitik difungsikan untuk memprediksikan
keputusan politik suatu negara dilihat dari komposisi geografisnya.
Perkembangan konsep geopolitik berangkat dari geopolitik di Eropa pada masa
imperialisme negara-negara Eropa seperti Inggris, Jerman, Rusia, Italia dan
Perancis yang kemudian disusul oleh Amerika Serikat dan Jepang. Di mana oleh
Mackinder (1904), sejarah geopolitik dibagi ke dalam tiga masa yaitu pre-columbian,
columbian dan post-columbian yang mengaitkan
penggunaan wilayah laut dan darat. Selain Mackinder, terdapat juga ahli-ahli
geopolitik lainnya seperti Haushofer, Mahan dan Ratzel. Didasarkan pada
pemahaman penulis, diketahui bahwa signifikansi wilayah geografis masih menjadi
salah satu tolak ukur power suatu negara. Sementara, konsep
geopolitik ternyata sangat berperan dalam memprediksikan keputusan politik
hanya dengan melihat subtansi geografis suatu negara.
Referensi
Hay, Anthony. 2003. “Geopolitics of
Europe” [online] tersedia dalam www.fpri.org, diakses pada 7 Maret 2013
Mackinder, Harold J.
1904. The geographical of Pivot History, dalam Geographical Journal
Tuathail, O Gearoid. 1996. Critical Geopolitics:
The Politics of Writing Global Space. Univ Of Minnesota Press
Comments
Post a Comment